Keindahan seberapapun sepertinya
tidak akan berarti ketika tidak dibarengi
dengan keramahtamahan warga desa tersebut. Tentu hal tersebut tidak akan Anda
rasakan ketika berkunjung ke desa ini. Tidak akan Anda temui rasa
keindividualitasan seperti di kota-kota sekarang ini, disini Anda pasti akan
merasakan menemukan sebuah keluarga baru. Tuhan sepertinya ikut andil dalam
membentuk kepribadian masyarakat di desa ini, jalan antar dusun yang memang
hanya seukuran satu mobil membuat dan sekaligus melatih mereka untuk terbiasa
mempunyai sikap tenggang rasa yang tinggi, dimana akan saling mengalah untuk mempersilakan
yang lainnya lewat terlebih dahulu.Jarak antar dusun disini juga dapat
dikatakan cukup jauh dan kendaraan motor disini juga masih dapat dihitung
dengan jari. Apalagi untuk para lansia, biarpun mereka mempunyai motor tapi
kondisi tidak memungkinkan bagi mereka untuk mengendarai motor di medan
antardusun. Untungnya, orang-orang
disini juga masih sangat menjunjung tinggi rasa saling peduli, mereka tidak
akan segan untuk berhenti ditengah jalan menawarkan untuk mengantar orang yang
mungkin mereka temui di tengah jalan.
Ada banyak fenomena unik di desa
ini yang mungkin akan membuat Anda terheran-heran, mungkin di daerah lain
ketika ada kegiatan kerja bakti baik itu bersih-bersih atau membangun jalan,
mayoritas partisipannya adalah para lelaki, tapi tidak berlaku di Desa Peron
ini, justru ketika ada kegiatan semacam itu, para ibu-ibu tengah baya tidak
segan-segan untuk membantu dan tenaga mereka tidak kalah kuat jika dibandingkan
dengan laki-laki. Hal unik lainnya, mereka lebih suka untuk melakukan kerja
bakti di malam hari bahkan terkadang hingga dini hari. Mereka mempunyai
filosofi bagus untuk hal ini, karena suhu di Desa Peron ketika malam hari
sangatlah dingin menjadi motivasi tersendiri bagi mereka, semakin mereka banyak
gerak membuat mereka semakin hangat.
Kemudian, jangan heran jika
disini Anda akan sering mendengar kata ”Teko
bioso wae”, dalam bahasa Indonesia berarti buat biasa aja, ketika bertamu
ke rumah warga. Maksud dari kalimat tersebut adalah ketika Anda bertamu ke
rumah warga, pastilah Anda akan dijamu dengan berbagai makanan dan minuman. Dan
jika Anda menolak atau berbasa-basi dengan mereka, mereka secara otomatis akan
menjawa “teko bioso wae”. Unik bukan? Satu hal lagi yang tidak bisa dipisahkan
dari Desa Peron, dimanapun Anda bertamu jika mereka merupakan pembuat gula
aren, Anda pastilah akan dijamu dengan gula aren.
Untuk bidang keagamaan disini
juga sangat kuat, budaya islam disini masih sangat kental. Akan selalu ada
pengajian atau yasinan rutin di setiap dusun, kemudian juga adanya pondok
pesantren di Desa ini menambah rasa islam yang terkandung di Desa ini. Warga
Peron akan meninggalkan kesan tersendiri bagi Anda J
No comments:
Post a Comment