Saturday, October 11, 2014

Kearifan Lokal Desa Peron




     Desa Peron terbagi menjadi lima dusun, dilihat dari letak geografisnya, desa ini terletak di daerah pegunungan dimana masih cukup steril dari sentuhan polusi, kebisingan, dan kesemrawutan layaknya di perkotaan. Ketika Anda menjejakkan kaki pertama kali di Desa Peron, seketika Anda akan disuguhi bentangan sawah yang menghijau dimana ada satu aliran sungai yang begitu jernih, berbatu, dan menenangkan.
          Keindahan seberapapun sepertinya tidak akan berarti ketika tidak dibarengi dengan keramahtamahan warga desa tersebut. Tentu hal tersebut tidak akan Anda rasakan ketika berkunjung ke desa ini. Tidak akan Anda temui rasa keindividualitasan seperti di kota-kota sekarang ini, disini Anda pasti akan merasakan menemukan sebuah keluarga baru. Tuhan sepertinya ikut andil dalam membentuk kepribadian masyarakat di desa ini, jalan antar dusun yang memang hanya seukuran satu mobil membuat dan sekaligus melatih mereka untuk terbiasa mempunyai sikap tenggang rasa yang tinggi, dimana akan saling mengalah untuk mempersilakan yang lainnya lewat terlebih dahulu.Jarak antar dusun disini juga dapat dikatakan cukup jauh dan kendaraan motor disini juga masih dapat dihitung dengan jari. Apalagi untuk para lansia, biarpun mereka mempunyai motor tapi kondisi tidak memungkinkan bagi mereka untuk mengendarai motor di medan antardusun. Untungnya,  orang-orang disini juga masih sangat menjunjung tinggi rasa saling peduli, mereka tidak akan segan untuk berhenti ditengah jalan menawarkan untuk mengantar orang yang mungkin mereka temui di tengah jalan.

              Ada banyak fenomena unik di desa ini yang mungkin akan membuat Anda terheran-heran, mungkin di daerah lain ketika ada kegiatan kerja bakti baik itu bersih-bersih atau membangun jalan, mayoritas partisipannya adalah para lelaki, tapi tidak berlaku di Desa Peron ini, justru ketika ada kegiatan semacam itu, para ibu-ibu tengah baya tidak segan-segan untuk membantu dan tenaga mereka tidak kalah kuat jika dibandingkan dengan laki-laki. Hal unik lainnya, mereka lebih suka untuk melakukan kerja bakti di malam hari bahkan terkadang hingga dini hari. Mereka mempunyai filosofi bagus untuk hal ini, karena suhu di Desa Peron ketika malam hari sangatlah dingin menjadi motivasi tersendiri bagi mereka, semakin mereka banyak gerak membuat mereka semakin hangat.
                Kemudian, jangan heran jika disini Anda akan sering mendengar kata ”Teko bioso wae”, dalam bahasa Indonesia berarti buat biasa aja, ketika bertamu ke rumah warga. Maksud dari kalimat tersebut adalah ketika Anda bertamu ke rumah warga, pastilah Anda akan dijamu dengan berbagai makanan dan minuman. Dan jika Anda menolak atau berbasa-basi dengan mereka, mereka secara otomatis akan menjawa “teko bioso wae”. Unik bukan? Satu hal lagi yang tidak bisa dipisahkan dari Desa Peron, dimanapun Anda bertamu jika mereka merupakan pembuat gula aren, Anda pastilah akan dijamu dengan gula aren.

           Untuk bidang keagamaan disini juga sangat kuat, budaya islam disini masih sangat kental. Akan selalu ada pengajian atau yasinan rutin di setiap dusun, kemudian juga adanya pondok pesantren di Desa ini menambah rasa islam yang terkandung di Desa ini. Warga Peron akan meninggalkan kesan tersendiri bagi Anda J

No comments:

Post a Comment